Critical Eleven Novel Favorit Paling Memorable Versiku
Membaca buku membuatmu melihat dunia, sebuah kutipan kalimat yang sering kali kita dengar sebagai nasihat untuk menjadi pribadi yang lebih sukses. Lalu benarkah demikian? Sudahkan teman-teman membuktikannya?
Membaca buku secara rutin memang memiliki banyak manfaat yang dapat
meningkatkan kualitas hidup seseorang. Mulai dari meningkatkan keterampilan bahasa,
membantu mengurangi stress hingga meningkatkan konsentrasi dan daya ingat.
Rutin membaca buku juga dapat meninggalkan kesan dan
kenangan tersendiri sebab buku dapat menjadi sangat memorable disaat-saat
tertentu. Ini karena buku memiliki kemampuan untuk menginspirasi, memotivasi,
dan memberikan pengalaman maupun ingatan yang mendalam dan berkesan.
Sebuah buku dapat dihubungkan dengan pengalaman pribadi pembaca, membuatnya merasa terhubung dengan buku tersebut. Ketika pembaca merasa terhubung dengan buku, buku tersebut menjadi lebih berarti bagi mereka dan lebih mudah diingat.
Saya sendiri termasuk suka membaca buku. Jika ditanya
alasannya, ya karena suka saja. Kadang bingung juga jika harus menjawab secara
spesifik ketika ditanya manfaat membaca buku.
Namun yang pasti, bagi saya membaca buku menjadi bentuk
hiburan tersendiri selain hangout bersama teman. Buku-buku fiksi dapat membawa pembaca seperti
saya ke dunia yang agak berbeda. Bahkan terkadang cukup membantu untuk meredakan penatnya
kehidupan sehari-hari.
Adakalanya juga buku yang saya baca membuat saya terhubung kembali dengan kenangan lama. Saya seolah merasa terhubung dengan kejadian tertentu maupun pengalaman dulu sekali.
Bahkan ketika diulang membaca, sampai membuat saya meyunggingkan senyum
tanpa sadar. Rasa-rasanya, saya ataupun kamu pasti punya satu atau lebih dari satu buku favorit. Entah itu novel, komik atau jenis lainnya.
Saya sendiri punya, buku tersebut cukup memorable, sebuah novel karya salah satu penulis kenamaan Indonesia, Ika Natassa berjudul Critical Eleven.
Buku berjenis
novel tersebut berarti bagi saya dan lebih mudah diingat karena beberapa
penggalan kalimatnya dirangkai Ika selaku penulis dengan sangat indah.
Critical Eleven adalah novel romantis yang ditulis oleh Ika
Natassa dan diterbitkan pada tahun 2015. Novel ini menceritakan kisah cinta
antara Ale dan Anya, dua orang yang bertemu di sebuah penerbangan menuju New
York.
Novel ini mengeksplorasi tema tentang cinta, kesuksesan, dan
kegagalan dengan begitu cemerlang. Hingga berhasil memenangkan penghargaan
Khatulistiwa Literary Award pada tahun 2015. Bahkan juga telah diadaptasi menjadi film
pada tahun 2017 dengan judul yang sama.
Berikut review novelnya secara singkat.
[Review Novel] : Critical Eleven Karya Ika Natassa
Ika Natassa punya gaya penulisan khas yang bisa langsung
dikenali pembaca. Ika berhasil menggambarkan secara proporsional karakter
tiap-tiap tokoh dalam novel garapannya termasuk dalam novel Critical Eleven.
Ika menuturkannya dengan cantik bahkan bagaimana Anya ngambek kepada Ale pun
seperti nyata, terasa dan tidak bertele-tele.
Critical Eleven, istilah sebelas menit paling kritis dalam dunia penerbangan dimulai dengan tiga menit setelah take off dan delapan menit sebelum landing. Bagi Anya dan Ale, Critical Eleven adalah sebelas menit penting pada momen pertemuan pertama mereka.
Dimulai dari tiga menit pertama
saat Anya terpikat pada Ale di penerbangan Jakarta-Sydney, tujuh jam berikutnya
mereka duduk bersebelahan. Hingga delapan menit sebelum perpisahan Ale yakin
dia menginginkan Anya.
Diceritakan secara bergantian dari sudut pandang Anya dan
Ale, Critical Eleven sukses meraih antusias pembaca hingga berhasil cetak
hingga 23 kali pada 2017. Psssst, novel ini juga sukses di filmkan lho! Jadi
novel ini menurut saya bukan sekedar cocok di baca untuk menghabiskan waktu luang saja. Namun
juga dijadikan referensi seputar kehidupan pernikahan.
Novel ini punya dua sampul berbeda. Cetakan lama bergambar
pesawat terbang dan yang terbaru adalah adegan saat Reza Rahardian (pemeran
Ale) memeluk Adinia Wirasti (pemeran Anya) dari belakang.
Dalam 30 babnya, kita sebagai pembaca bisa belajar tentang
pernikahan dan lika-likunya dari kehidupan Anya dan Ale, tentang kesabaran,
komitmen hingga pengorbanan dalam hidup. Ada banya kejadian pelik namun
mengharukan di kehidupan rumah tangga Ale dan Anya.
Misalnya ketika keduanya pisah ranjang karena Ale, tanpa
disengaja dan terduga mengatakan hal yang menyinggung perasaan Anya saat ia
mengalami keguguran. Kita bisa belajar bahwa keharmonisan rumah tangga bisa langsung
sirna begitu saja, berubah menjadi rumit karena ucapan.
Ada banyak pula kutipan asyik yang bisa kita tertawakan
bahkan amini dalam novel ini. Tiap penuturannya pun meski menggunakan Bahasa
Indonesia dan Inggris, mudah dipahami dan lebih ekspresif. Secara tak langsung
menggambarkan jika Ika selaku penulis memiliki wawasan yang luas.
Kira-kira, kalau saya boleh tau, kamu sudah baca belum novelnya? Hmmm, selain itu, apa buku favoritmu? Coba yuk dituliskan dengan komen di bawah.
9 komentar