Mengenal Konsep Cruelty-Free, Vegan, dan Sustainable Beauty yang Semakin Diminati

Table of Contents

Mengenal Apa Itu Cruelty-Free dan Sustainable Beauty yang Semakin Diminati

Industri kecantikan global belakanga ini sedang mengalami perubahan besar. Jika dulu fokus utamanya terletak pada hasil instan dan kemasan mewah, kini banyak konsumen yang semakin sadar akan dampak ekologis dan lingkungan di balik produk yang digunakan.

Hal tersebut ditandai dengan munculnya tren seperti cruelty-free, vegan, dan sustainable beauty yang menandai babak baru dalam industri kecantikan dunia. Kini fokusnya bukan hanya tentang tampil menawan, tetapi juga peduli terhadap bumi dan makhluk hidup lain agar terjaga keseimbangan lingkungan yang berkesinambungan.

Apa Itu Cruelty-Free Beauty?

Cruelty-free berarti produk dan bahan di dalamnya tidak diuji pada hewan

Beberapa tahun terakhir, kesadaran baru di dunia kecantikan meningkat drastis, ditandai dengan prilaku konsumen yang mulai mempertanyakan asal-usul bahan kosmetik yang mereka gunakan. 

Pertanyaan-pertanyaan seperti apakah produk ini diuji pada hewan, apakah bahan bakunya bisa merusak lingkungan, apakah kemasannya dapat didaur ulang dan lainnya.

Pertanyaan-pertanyaan seperti ini muncul karena meningkatnya kesadaran akan krisis lingkungan dan isu etika hewan, terutama di kalangan Gen Z dan milenial yang menuntut transparansi dari brand kecantikan. Disinilah istilah cruelty-free muncul.

Cruelty-free berarti produk dan bahan di dalamnya tidak diuji pada hewan di tahap mana pun dalam proses pengembangannya. Label ini menjadi bentuk perlawanan terhadap praktik animal testing yang dulu lazim di industri kosmetik.

Gerakan ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1950-an ketika organisasi seperti Humane Society dan PETA (People for the Ethical Treatment of Animals) mengampanyekan penghentian uji coba kosmetik pada hewan. Kini, metode alternatif seperti in vitro testing dan computer modeling digunakan untuk memastikan keamanan produk tanpa melibatkan hewan sebagai solusinya.

Untuk memastikan produk benar-benar bebas kekejaman terhadap hewan, konsumen dapat mencari logo sertifikasi resmi seperti Leaping Bunny, PETA Cruelty-Free, atau Choose Cruelty-Free (CCF). Ketiganya menandakan bahwa produk telah melalui audit ketat dan terbukti tidak menggunakan atau membeli bahan dari pemasok yang melakukan uji pada hewan.

Namun penting diingat bahwa cruelty-free ≠ vegan. Sebuah produk bisa saja tidak diuji pada hewan, tetapi tetap mengandung bahan hewani seperti madu, kolagen, lanolin atau lainnya.

Apa Itu Vegan Beauty?

Vegan beauty adalah produk yang tidak mengandung bahan yang berasal dari hewan sama sekali

Vegan beauty atau dikenal juga dengan vegan friendly, mengacu pada produk yang tidak mengandung bahan yang berasal dari hewan sama sekali, termasuk turunannya seperti lilin lebah, susu, sutra, gelatin atau lainnya.

Produk vegan kini semakin digemari karena dianggap lebih etis, aman untuk kulit sensitif, dan ramah lingkungan. Laporan Plant Based News (2025) mencatat bahwa pasar kosmetik vegan diproyeksikan melampaui USD $28,5 miliar pada tahun 2030, seiring meningkatnya permintaan konsumen terhadap produk bebas bahan hewani di Asia dan Eropa.

Bahan non-vegan seperti beeswax, carmine, atau keratin kini banyak digantikan dengan alternatif nabati seperti lilin carnauba, minyak kelapa, dan pigmen alami dari tumbuhan. Selain manfaat etis, bahan vegan juga membantu mengurangi jejak karbon dan mendukung pertanian berkelanjutan dan tentu ramah lingkungan.

Apa Itu Sustainable Beauty?

Sustainable beauty Tujuannya adalah meminimalkan dampak negatif industri kecantikan terhadap bumi.

Sustainable beauty berfokus pada keberlanjutan lingkungan dari hulu ke hilir, mencakup bahan, kemasan, distribusi, hingga daur ulang. Tujuannya adalah meminimalkan dampak negatif industri kecantikan terhadap bumi.

Industri kosmetik dunia sendiri, diketahui menghasilkan lebih dari 120 miliar unit kemasan plastik setiap tahun, dan sebagian besar tidak dapat didaur ulang. Itulah mengapa inovasi dalam desain kemasan, seperti penggunaan bahan biodegradable, sistem refill, dan pemanfaatan material daur ulang untuk mengurangi emisi karbon sangat diperlukan.

Prinsip Utama Sustainable Beauty Mencakup:

  • Bahan alami dan di dapatkan secara etis, memanfaatkan bahan organik dan lokal yang dapat di daur ulang.
  • Menggunakan kemasan ramah lingkungan dengan mengganti plastik sekali pakai dengan kaca, aluminium, atau kemasan isi ulang.
  • Menggunakan sumber energi terbarukan dan sistem minim limbah dalam proses produksinya.
  • Transparansi dan tanggung jawab sosial dimana brand memastikan pekerja yang terkait industri mendapat perlakuan adil.

Konsep clean beauty dan sustainable skincare sebenarnya mulai tumbuh dan berkembang di pasar lokal. Brand seperti Wardah, Avoskin, Sensatia Botanicals, dan The Bath Box telah menerapkan prinsip cruelty-free dan sustainability, dengan memanfaatkan bahan alami serta kemasan isi ulang.

Tren ini sejalan dengan perubahan perilaku konsumen yang semakin menghargai nilai etika dan keberlanjutan dalam keputusan belanja produk kosmetik yang mereka gunakan. Lalu bagaimana jika kita juga ingin turut berpartisipasi dalam trend ini?

Tips Memulai Rutinitas Kecantikan yang Ramah Terhadap Bumi

Cara Memulai Rutinitas Kecantikan yang Ramah Terhadap Bumi

  • Pelajari label dan sertifikasi, bisa dnegan cari logo resmi seperti Cruelty-Free International atau The Vegan Society.
  • Kurangi pemborosan produk dengan konsisten menggunakan satu produk sampai habis dan pilih ukuran sesuai kebutuhan, jangan gampang tergiur promo.
  • Pilih kemasan ramah lingkungan bisa dengan menggunakan produk isi ulang atau berbahan kaca.
  • Dukung brand lokal yang konsen dalam trend ini, selain menjaga bumi, Anda juga sekaligus mendukung pekerja lokal.

Meski kesadaran meningkat, tak bisa dipungkiri tantangan pasti akan selalu ada. Beberapa tantangan masih muncul, seperti harga produk berkelanjutan yang lebih tinggi dan praktik greenwashing yang menyesatkan. Namun proyeksi pasar clean & sustainable beauty terus tumbuh pesat di seluruh dunia.

Masa depan industri kecantikan akan semakin berpihak pada produk yang etis, transparan, dan ramah lingkungan. Konsumen yang cerdas dan peduli adalah kekuatan utama di balik perubahan ini.

Apalagi kesadaran bahwa kecantikan tidak lagi sebatas tampilan luar, tetapi juga mencerminkan nilai moral dan kesadaran lingkungan akan semakin menguatkan trend ini. Melalui konsep cruelty-free, vegan, dan sustainable beauty, setiap orang bisa tampil menawan sekaligus berkontribusi menjaga bumi.

Dan pilihan kecil kita sebagai konsumen menjadi bagian penting dari perubahan besar itu. Yuk jadi konsumen yang cerdas dan peduli.

Sumber Referensi

Grand View Research. (2023). Cruelty-Free Cosmetics Market Size, Share & Trends Analysis Report by Product, by Form, by Region, and Segment Forecasts 2023–2030.[Online] (https://www.grandviewresearch.com/industry-analysis/cruelty-free-cosmetics-market-report diakses 30 Oktober 2025)

Vassallo, N., & Refalo, P. (2024). Reducing the Environmental Impacts of Plastic Cosmetic Packaging: A Multi-Attribute Life Cycle Assessment [Online] (https://www.mdpi.com/2079-9284/11/2/34 diakses 30 Oktober 2025)

Ankita Shukla. 2024. Understanding Beauty Product Labels: What 'Clean,' 'Vegan,' and 'Cruelty-Free' Mean? [Online] (https://timesofindia.indiatimes.com/life-style/beauty/understanding-beauty-product-labels-what-clean-vegan-and-cruelty-free-mean/articleshow/115660861.cms diakses 30 Oktober 2025)



Posting Komentar